Pemkab Lombok Barat Tetapkan Prioritas Pembangunan 2018

id Lombok Barat

Pemkab Lombok Barat Tetapkan Prioritas Pembangunan 2018

Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid (tengah), memimpin rapat membahas program prioritas pembangunan tahun anggaran 2018. (Foto ANTARA NTB/ist)

"Dalam rangka penguatan sinergi dan integritas program penanggulangan kemiskinan, kami telah menetapkan penyelarasan prioritas pembangunan tahun anggaran 2018"
Lombok Barat (Antara NTB) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menetapkan program-program pembangunan yang menjadi prioritas dan akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018.

"Dalam rangka penguatan sinergi dan integritas program penanggulangan kemiskinan, kami telah menetapkan penyelarasan prioritas pembangunan tahun anggaran 2018," kata Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid,di Gerung, Kamis.

Hal itu dikatakan dalam rapat dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Lombok Barat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) tentang program prioritas tahun anggaran 2018.

Ia menyebutkan ada lima sasaran prioritas pada tahun 2018, yakni target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9 persen, penurunan angka kemiskinan menjadi 16,25 persen, tingkat pengangguran terbuka 3,5 persen, inflasi 2,77 persen dan indeks gini rasio 0,273 persen.

Pada APBD tahun anggaran 2018, kata dia, terfokus pada pembangunan infrastruktur. Sasarannya meliputi jalan, pendidikan, kesehatan, pertanian dan industri kecil dan usaha kecil.

Khusus untuk industri dan usaha kecil, bupati lebih bijaksana melirik produksi gula aren atau gula semut. Alasannya, karena air dari pohon nira sebagai bahan baku pembuatan gula aren, hampir 10 ribu liter per hari dijadikan minuman keras tradisional (tuak).

"Jumlah tersebut kami ambil rata-rata per kecamatan," kata Fauzan di hadapan sejumlah pimpinan pondok pesantren, tokoh agama, tokoh masyarakat serta perwakilan SKPD yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Menurut dia, produksi tuak terbanyak di empat kecamatan yakni, Narmada, Lingsar, Gunungsari dan Batulayar.

Di kecamatan itu sudah dibentuk dua unit pelaksana teknis (UPT) untuk menampung stok air nira yang bisa dijadikan gula aren.

UPT tersebut masing-masing di Lingsar untuk menampung air nira dari Batulayar, Wadon, Kekait dan sekitarnya. Sedangkan UPT Gunungsari untuk menampung air nira dari wilayah Gunungsari, Narmada dan tempat-tempat lain yang berpotensi.

"Pertemuan penyelerasan ini baru pertama kali kami laksanakan, tujuannya sekaligus meminta masukan kepada para tuan guru, tokoh agama, tokoh masyarakat dan LSM," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lombok Barat H Baihaqi, mengatakan sinkronisasi dan sinergi prioritas pembangunan pada tahun 2018, terdiri atas bidang pendidikan dan kesehatan.

Bidang tersebut lebih kepada penekanan kualitas dan aktualisasi budaya. Pagu anggaran yang telah disiapkan mencapai Rp189,9 miliar.

Bidang lain, kata dia, meliputi perumahan dan permukiman, infrastruktur, konektivitas dan kemaritiman. Dana yang disiapkan sebesar Rp126,1 miliar.

Ia menambahkan untuk bidang pengembangan dunia usaha, pariwisata, ketahanan pangan dan ekonomi kreatif, ditekankan pada peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan daerah. Total anggaran yang disiapkan sebesar Rp42,1 miliar.

"Demikian pula bidang penanggulangan kemiskinan dan politik, hukum dan keamanan masing-masing disiapkan pagu anggaran Rp67,4 miliar dan Rp5,8 miliar," katanya. (*)