SMKN 5 Mataram Eksis Memproduksi Batik Sasambo

id Batik Sasambo

SMKN 5 Mataram Eksis Memproduksi Batik Sasambo

Seorang pengunjung melihat berbagai motif batik Sasambo yang dipajang di ruang pameran SMKN 5 Mataram. (Foto ANTARA NTB/Awaludin)

"Sejak mulai memproduksi pada tahun 2010 sampai sekarang masih eksis, meskipun bersaing dengan batik daerah lain"
Mataram (Antara NTB) - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Mataram masih eksis memproduksi batik Sasambo khas Nusa Tenggara Barat untuk memenuhi permintaan konsumen.

"Sejak mulai memproduksi pada tahun 2010 sampai sekarang masih eksis, meskipun bersaing dengan batik daerah lain," kata Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Mataram Tri Budi Ananto, di Mataram, Senin.

Nama batik Sasambo diambil dari nama tiga etnis di NTB, yakni etnis Sasak (Suku Lombok), etnis Samawa (Suku Sumbawa), dan etnis Mbojo (Suku Bima).

Menurut Budi, tren permintaan batik Sasambo yang diproduksi siswanya sudah bergeser dari yang awalnya untuk mencukupi bahan sandang konsumen, kini sebagian beralih menjadi "souvenir".

Yang lebih menggembrirakan lagi, kata dia, konsumen juga sudah lebih menghargai karya kria kreatif membatik siswanya. Artinya konsumen berani membeli meskipun harga lebih mahal dibandingkan batik produksi Jawa.

"Mungkin karena konsumen meihat bahwa proses produksi batik Sasambo murni hasil karya tangan siswa selama berhari-hari," ujarnya.

Ia menyebutkan total jasa produksi yang dihasilkan dalam satu bulan rata-rata mencapai Rp25 juta.

Hasil jasa produksi tersebut diputar kembali untuk membeli bahan baku kain dan pewarna yang didatangkan dari Pulau Jawa.

Sebagian lagi untuk menggaji sebanyak 30 orang siswa dari berbagai jurusan yang terlibat dalam proses produksi. Namun yang paling banyak berasal dari jurusan kria kreatif membatik.

Budi menambahkan motif batik Sasambo yang diproduksi sudah mencapai lebih dari 300 jenis dari awal produksi pada tahun 2010 hanya empat motif, yakni kangkung, gendang beleq, peresean dan lumbung padi.

"Yang paling banyak diminati adalah motif lumbung padi. Bahkan konsumen dari luar daerah banyak yang memesan," ucapnya.

Selain instansi pemerintah daerah, menurut dia, konsumen yang tertarik membeli batik Sasambo berasal dari instansi vertikal, seperti Badan Pemeriksa Keuangan, kejaksaan. Ada juga dari kalangan mahasiswa yang kuliah di luar daerah untuk dijadikan souvenir bagi dosennya.

"Kami terus bekerja keras menjadikan batik Sasambo menjadi tuan rumah di daerah sendiri, meskipun sudah banyak batik luar yang dijual di NTB," ujar Budi. (*)