BNNK Mataram Angkat Guru Bk Menjadi Relawan Antinarkoba

id BNNK Mataram

BNNK Mataram Angkat Guru Bk Menjadi Relawan Antinarkoba

"Guru BK dan BP mulai melakukan pengawasan lebih maksimal kepada siswa bersangkutan hingga melakukan pemanggilan"
Mataram (Antara NTB)- Badan Narkotika Nasional Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengangkat guru bimbingan konseling serta guru bimbingan dan penyuluhan sebagai relawan antinorkoba untuk melakukan kampaye di kalangan pelajar.

Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Badan Narkotika Kota (BNNK) Mataram Heri Sutowo, SKM, MKes di Mataram, Senin, mengatakan pembentukan relawan antinarkoba dari kalangan guru bimbingan konseling (BK) serta guru bimbingan dan penyuluhan (BP) agar bisa mendeteksi lebih dini indikasi penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

"Apalagi, 27 persen penyalahgunaan narkotika di kota ini berasal dari kalangan pelajar dan remaja, yang kami sebut sebagai sasaran primer," katanya kepada wartawan.

Dikatakan, sebelum guru BK dan guru BP diangkat menjadi relawan antinarkoba, mereka telah diberikan keterampilan dan dilatih sehingga mampu mendeteksi lebih awal terhadap indikasi penyalahgunan narkoba di kalangan pelajar.

Pelajar yang biasanya terindikasi melakukan penyalahgunaan narkoba antara lain, jarang masuk, sering bolos, dan malas.

"Dari tanda-tanda itu, guru BK dan BP mulai melakukan pengawasan lebih maksimal kepada siswa bersangkutan hingga melakukan pemanggilan," katanya.

Menurutnya, peran dari guru BK dan BP ini menjadi ujung tombak sekolah, setelah program sahabat sebaya tidak lagi aktif.

Heri mengatakan, program teman sebaya sebagai salah satu wadah kampaye antinarkoba saat ini dinilai kurang efektif, karena pelajar yang tergabung dalam program tersebut hanya efektif satu atau dua tahun.

"Setelah mereka lulus, kegiatan mereka pun secara bertahap vakum. Berbeda dengan relawan antinarkoba dari guru BK dan BP yang bisa dilaksankan secara berkelanjutan," katanya.

Bahkan, guru BK dan BP secara berkala aktif melakukan razia di kalangan pelajar.

Di samping itu, lanjut Heri, program kampaye antinarkoba juga dimasukkan ke dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti PMR dan Pramuka.

Selain itu, pihaknya juga aktif memberikan sosialisasi tentang bahaya narkoba baik secara langsung maupun tidak kepada sekolah dengan memberikan poster atau brosur yang ditempel di majalah dinding sekolah.

"Alhamdulillah, saat ini kesadaran sekolah cukup tinggi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya, kami yang meminta waktu sosialisasi ke sekolah, tapi sekarang sekolah yang mengundang kami sosialisasi," ujarnya. (*)