BPTP NTB Dorong Petani Terapkan Teknologi PTT Kedelai

id TPTT Kedelai

BPTP NTB Dorong Petani Terapkan Teknologi PTT Kedelai

Temu lapang dan panen kedelai hasil teknologi PTT di Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. (Foto ANTARA NTB/ist)

"Manajemen teknologi PTT yang tepat di lahan sawah setelah padi mampu meningkatkan produktivitas kedelai"
Mataram (Antara NTB) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat mendorong para petani setempat untuk menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dalam rangka mewujudkan swasembada kedelai.

"Paket teknologi PTT untuk produksi kedelai bisa di sawah irigasi setelah padi musim hujan atau musim kemarau I," kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB M Saleh Mokhtar.

Ia mengatakan pengujian teknologi PTT kedelai sudah dilakukan di beberapa sentra produksi kedelai di Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, dengan melibatkan Kelompok Tani Tunggal Angen.

Luas lahan sawah yang dijadikan sebagai lokasi uji coba mencapai 16 hektare.

Dari hasil pengkajian, kata Mokhtar, diperoleh fakta bahwa dengan manajemen teknologi PTT yang tepat menghasilkan produksi kedelai sebanyak 2,99 ton per hektare (ha). Sedangkan hasil kedelai dengan cara petani dan masih dalam bimbingan tim pengkaji sebanyak 1,34 ton/ha.

Sementara hasil petani di luar petani kooperator berkisar 0,8-1,0 ton/ha.

"Manajemen teknologi PTT yang tepat di lahan sawah setelah padi mampu meningkatkan produktivitas kedelai terutama penanaman kedelai secepatnya setelah panen padi dan pemberian pupuk organik cair ramah lingkungan (Biourin)," ujarnya.

Menurut dia, keberhasilan meningkatkan produktivitas kedelai juga didukung oleh kualitas benih yang digunakan para petani.

Hasil survei Bank Dunia menunjukkan bahwa kontribusi benih dalam meningkatkan produktivitas dapat mencapai 75 persen jika dibarengi dengan irigasi dan pemupukan yang memadai.

Oleh sebab itu, lanjut Mokhtar, adaptasi berbagai varietas unggul kedelai terus dilakukan dan telah memberikan berbagai macam alternatif kepada petani untuk memilih varietas yang spesifik lokasi dalam meningkatkan produksi kedelai.

Beberapa verietas kedelai yang telah diuji adaptasi dan memberikan hasil yang cukup baik seperti varietas argomulyo, anjasmoro, tanderman, grobogan, burangrang, dega, devon, dena, dan tanggamus.

"Seluruh varietas unggul tersebut mampu menghasilkan kedelai sebanyak 1,95 ton hingga 2,24 ton/ha," katanya. (*)