Pelindo Lembar Antisipasi Dampak Gunung Agung

id Pelindo Lembar

Pelindo Lembar Antisipasi Dampak Gunung Agung

Siluet Gunung Agung di pulau Bali. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

"Kalau `over load`, bisa menggunakan dermaga sandar kapal milik Pelindo"
Mataram (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Pelabuhan Indonesia III Cabang Lembar, Nusa Tenggara Barat, mengantisipasi terjadinya lonjakan aktivitas kapal motor penyeberangan yang mengangkut penumpang jika terjadi letusan Gunung Agung di Bali.

General Manager Pelindo III Cabang Lembar Baharudin, di Mataram, mengatakan langkah koordinasi juga sudah dilakukan dengan Dinas Perhubungan NTB terkait dengan antisipasi dampak Gunung Agung.

"Bisa saja terjadi peningkatan aktivitas penyeberangan kapal feri ke Lembar. Kalau `over load`, bisa menggunakan dermaga sandar kapal milik Pelindo," katanya.

Ia menyebutkan ada dua dermaga milik Pelindo yang bisa digunakan untuk jenis kapal feri, namun hanya satu yang bisa dimaksimalkan. Ada juga dermaga untuk kapal besar khusus bongkar muat barang.

"Ada dermaga untuk kapal penumpang dengan panjang 100 meter. Tapi sampai hari ini, semua kapal masih bisa ditampung di dermaga ASDP Lembar," ujarnya.

Baharudin juga menegaskan jika kapal feri diarahkan bersandar di dermaga Pelindo, tidak akan mengganggu aktivitas bongkar muat barang karena masih ada dermaga nusantara khusus untuk kapal ukuran relatif besar.

"Kami punya dermaga khusus untuk kapal penumpang yang selama ini digunakan KMP Legundi, dan dermaga untuk kapal bongkar muat," katanya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meningkatkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dari level III (siaga) menjadi level IV (awas), pada Jumat (22/9) malam.

Dengan peningkatan status itu maka wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung diperluas menjadi sembilan kilometer, serta ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-baratdaya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan hingga saat ini belum terdeteksi debu vulkanik Gunung Agung yang menyelimuti wilayah udara Bali, meskipun gunung berapi itu dalam status awas.

BMKG juga menyebutkan sesuai data PVMBG pascapeningkatan status awas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu menunjukkan peningkatan frekuensi gempa signifikan antara tanggal 21-25 September 2017 dengan total gempa sebanyak 369 kali.

Hingga 26 September 2017 pukul 08.00 Wita teranalisis hasil rekaman seismograf BMKG dengan nilai magnitudo dominan pada 2,6 hingga 3,0. (*)