Dua Haji Asal Mataram Dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi

id Haji Mataram

Dua Haji Asal Mataram Dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi

Jamaah haji asal Indonesia. (Foto ANTARA News)

"Dua haji yang saat ini dirawat itu atas nama Hj Sri Quati dirawat di Rumah Sakit (RS) King Abdul Azis dan H Tasar yg dirawat di King Faisal"
Mataram (Antara NTB) - Dua orang haji kelompok terbang satu asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat ini sedang menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit berbeda di Arab Saudi.

"Dua haji yang saat ini dirawat itu atas nama Hj Sri Quati dirawat di Rumah Sakit (RS) King Abdul Azis dan H Tasar yg dirawat di King Faisal," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram H Burhanul Islam di Mataram, Sabtu.

Dikatakan, informasi dirawatnya dua haji tersebut baru diterimanya, dan belum ada penjelasan tentang penyakit yang diderita oleh kedua haji itu.

Namun demikian, petugas rombongan sudah menginformasikan kepada keluarga jamaah, dimana jamaah atas nama Hj Sri Quati berasal dari Jalan Danau Batu, BTN Pagutan sementara H Tasar beralamatkan di Nyangget, Kelurahan Selagalas.

Menurutnya, adanya dua haji asal Kota Mataram yang saat ini masih berada di Mekkah, maka jamaah haji kloter satu yang berangkat ke Madinah sebanyak 447 dari total jamaah kloter satu sejumlah 449 orang.

"Dua haji yang berada di RS itu, saat ini dijaga oleh petugas pembimbing ibadah haji (PPIH) Arab Saudi, dan semua kebutuhan termasuk biaya pengobatan ditanggung pemerintah," katanya.

Apabila kedua haji atau salah satu haji yang sedang dirawat tersebut sudah sehat atau memungkinkan untuk diberangkatkan ke Madinah, maka petugas PPIH Arab Saudi akan memberikan informasi kepada PPIH NTB.

Akan tetapi, jika dua haji tersebut belum memungkinkan untuk diterbangkan atau diberangkatkan ke Madinah hingga jadwal pemulangan kloter satu ke Tanah Air tiba yakni pada 11 September 2017, maka dua jamaah tersebut harus menunggu jadwal kloter betikutnya.

"Tapi, kita berdoa agar dua haji yang kini masih dirawat bisa segera sehat dan bisa pulang ke Tanah Air dengan kloter satu seperti saat keberangkatan," katanya.

Sejauh ini, kata Buhanul, pihaknya belum melakukan komunikasi lebih lanjut dengan para petugas haji, termasuk apakah dua haji yang dirawat itu berangkat dengan suami/istrinya atau tidak.

"Kalau memang mereka berangkat dengan suami/istrinya, mereka harus ikhlas ditinggal pulang lebih awal, karena sebelum ada rekomendasi kesehatan dari pihak rumah sakit dua haji tersebut tidak boleh pulang," katanya.

Dikatakan, meskipun dua haji yang kini dirawat tersebut tidak bisa ikut melaksanakan ibadah salat arbain di Madinah seperti jamaah lainnya, namun mereka sudah selesai melaksanakan wajib dan rukun haji.

"Salat arbain atau salat fardu berjamaah 40 waktu di Madinah bukan merupakan rukun atau wajib haji sehingga tidak mengurangi nilai ibadah. Itu menjadi bagian ibadah di Madinah selain berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, dan sahabat-sahabat belaiu sambil menunggu jadwal pemulangan," ujarnya. (*)