Dinas Perdagangan Anjurkan Galakkan Transaksi Non Tunai

id Transaksi non tunai

Dengan digitalisasi, kita ingin adanya hubungan langsung antara pembeli dan penjual dalam bertransaksi, tidak melalui perantara yang justru merugikan para pelaku UMKM
Mataram (Antara NTB) - Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat Hj Putu Selly Andayani menganjurkan agar transaksi non tunai terus digalakkan kepada para pelaku wisata serta Usaha Kecil dan Menengah.

"Penggunaan teknologi menjadi sebuah keniscayaan dalam sebuah pembangunan, termasuk soal sektor pariwisata," kata Selly Andayani dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Peran Digital Banking Mendorong Pertumbuhan Ekonomi NTB di Sektor Pariwisata dan Industri Kreatif di Mataram, Rabu.

Ia menjelaskan, digital banking memiliki andil yang signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah terkait sektor pariwisata. Sebab, kehadiran digital banking merupakan suatu hal yang harus dilakukan, terlebih dengan citra NTB yang kini menjadi destinasi wisata.

Selly memaparkan, potensi sektor UKM sangat luar biasa. Hanya saja, masih terkendala sentuhan teknologi dalam produksi maupun pemasarannya.

"Masalah digitalisasi sangat penting," ujarnya.

Karena itu, menurut dia, konsep layanan non tunai harus terus digiatkan kepada para pelaku industri wisata di NTB, tak terkecuali para pelaku UKM.

Karena banyak di antara wisatawan, terutama wisatawan mancanegara yang jarang membawa uang tunai kala berlibur. Kehadiran layanan non tunai tentu akan memudahkan para wisatawan dalam bertransaksi saat berkunjung ke NTB.

"Proses sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku UKM agar lebih melek teknologi juga menjadi tanggungjawab bersama. Karena pelaku UKM mempunyai peranan vital dalam kemajuan sektor pariwisata suatu daerah," ucapnya.

Lebih lanjut, Selly mengatakan sebagai destinasi wisata, para UMKM di NTB sudah sepatutnya dibekali mesin Electronic Data Capture (EDC) untuk kemudahan proses transaksi. Selain kemudahan bertransaksi, biasanya belanja dengan pembayaran melalui mesin EDC cenderung lebih tinggi dibanding pembayaran secara tunai.

Ia mencontohkan salah seorang istri gubernur di Sumatera yang membeli mutiara Lombok hingga Rp60 miliar melalui mesin EDC saat NTB Expo.

Bahkan, saat masih menjabat Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, ia juga sudah menggagas kampung digital di sentra-sentra UMKM yang ada di NTB, seperti di Sekarbela, Mataram, yang dikenal sebagai sentra mutiara Lombok.

"Dengan digitalisasi, kita ingin adanya hubungan langsung antara pembeli dan penjual dalam bertransaksi, tidak melalui perantara yang justru merugikan para pelaku UMKM," tegasnya.

Salah satu contoh di Desa Banyumulek (sentra gerabah) yang dulu jadi ikon NTB, sekarang seakan menangis.

Untuk itu, ia berharap para pelaku UKM untuk mau membuka diri dengan membiasakan melakukan pola transaksi pembayaran non tunai.

Dari sektor perdagangan, Sally mengaku telah mengumpulkan ratusan pelaku UMKM untuk sosialisasi dan edukasi terkait digitalisasi serta pembentukan i-Shop NTB yang menjadi toko elektronik bersama UMKM di NTB.

"Saya ingin UMKM terbiasa dengan non tunai. Bahkan mulai 17 Agustus nanti akan ekspor 20 UMKM oleh Gubernur NTB melalui kerjasama dengan PT Pos Indonesia," tandasnya. (*)