BI NTB Libatkan Pakar Pertanian Kembangkan Bawang Putih

id BI NTB

BI NTB Libatkan Pakar Pertanian Kembangkan Bawang Putih

Pakar pertanian dari IPB dan Balitsa Lembang, bersama tim dari BI NTB meninjau lahan lokasi uji coba bawang putih organik di Sembalun. (Foto Antara NTB/ist)

"Kami melibatkan dua pakar pertanian organik untuk memberikan pengetahuan secara lengkap terkait metode tanam total organik kepada petani bawang putih di Sembalun"
Mataram (Antara NTB) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat melibatkan pakar pertanian organik dari Institute Pertanian Bogor (IPB) dan Balai Penelitian Tanaman Sayur Lembang, Jawa Barat, untuk mengembangkan bawang putih di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

"Kami melibatkan dua pakar pertanian organik untuk memberikan pengetahuan secara lengkap terkait metode tanam total organik kepada petani bawang putih di Sembalun," kata Manajer Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Ni Nyoman Sariani, di Mataram, Selasa.

Pakar pertanian organik dari IPB yang dilibatkan, yakni Prof Sobir, sedangkan dari Balai Penelitian Tanaman Sayur (Balitsa) Lembang, Jawa Barat, Dr Bagus Kukuh.

Sariani mengatakan, pelibatan pakar pertanian dari IPB dan Balitsa sebagai bentuk komitmen BI dalam rangka mendukung terwujudnya swasembada bawang putih pada 2019.

Para pakar petanian tersebut akan berkolaborasi dengan para petani bawang putih di Kecamatan Sembalun yang menjadi binaan BI NTB.

Kecamatan Sembalun, kata dia, ditetapkan sebagai sentra bibit bawang putih nasional dengan penanaman pada September - Oktober 2017 seluas 2.000 hektare dan Kabupaten Temanggung seluas 1.000 hektare.

"Sembalun berpotensi sangat besar untuk menjadi menjadi sentra produksi bawang putih nasional, mengingat 48 persen produksi bawang putih nasional disumbang oleh NTB," ujarny.

Menurut dia, hal tersebut menjadi fokus BI untuk mendorong peningkatan produksi bawang putih Sembalun, dengan menggunakan metode total organik baik dari aspek bibit, pupuk, maupun pestisida.

Dengan menerapkan metode total organik tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat positif bagi kesehatan manusia maupun hara tanah.

"Selain itu, konsep total organik juga dianggap ramah lingkungan karena menggunakan pupuk organik dari pengolahan limbah maupun kotoran hewan. Dengan begitu limbah yang ada juga memiliki nilai tambah," ucapnya pula. (*)