Puncak Arus Mudik Terminal Mandalika H-4

id MUDIK TERMINAL MANDALIKA

Kita prediksi puncaknya akan terjadi di H-4 atau H-3 sama seperti tahun 2016, karena disitu pegawai dan mahasiswa sudah libur
Mataram (Antara NTB) - Kepala Terminal Mandalika, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Saiful Jihad, mengatakan puncak arus mudik tahun 2017 melalui terminal itu terjadi pada H-4 dan H-3 Lebaran.
"Kita prediksi puncaknya akan terjadi di H-4 atau H-3 sama seperti tahun 2016, karena disitu pegawai dan mahasiswa sudah libur," kata Saiful Jihad di Mataram, Selasa.
Ia menuturkan, untuk jumlah penumpang pada arus mudik tahun 2017 yang menggunakan bus tidak akan jauh berbeda seperti tahun 2016.
"Yang pasti kalau penumpang ini hampir sama. Kalau pun ada kenaikan sedikit, tidak seperti di Terminal besar yang ada di Pulau Jawa," ucapnya.
Saat ini, sebutnya, jumlah bus yang beroperasi di Terminal Mandalika sebanyak 63 bus Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan 17 bus Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP). Sedangkan, untuk rute yang dilalui antara lain Bima, Sumbawa, Denpasar, Surabaya, Malang, Semarang dan Jakarta.
Untuk harga tiket, kata Saiful Jihad, untuk rute Mataram-Bima sebesar Rp280 ribu dari sebelumnya Rp200 ribu sampai Rp225 ribu pada hari biasa. Sedangkan, untuk rute Mataram-Jakarta dari biasanya Rp600 ribu menjadi Rp750 ribu.
"Jadi kalau ada kenaikan hanya sedikit antara Rp30 ribu sampai Rp40 ribu," terangnya.
Saiful Jihad, menambahkan, dalam rangka arus mudik Lebaran tahun 2017 ini, di dalam areal terminal juga di tempatkan posko Lebaran. Terdiri dari aparat keamanan, petugas kesehatan, perhubungan, termasuk petugas BNN.
Karena sebelum berangkat para supir termasuk kondektur bus harus melalui pemeriksaan kesehatan dan narkoba. Hal ini dilakukan agar para supir mengemudikan kendaraannya dengan baik.
"Umumnya para supir ini diperiksa setiap hari, bukan pada saat mudik saja," tegasnya.
Sementara untuk memastikan kelayakan bus-bus yang beroperasi baik AKDP maupun AKAP dalam kondisi layak jalan. Pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi dan pembinaan termasuk pemeriksaan secara rutin dan berkala.
"Kalau tidak layak jalan, kita tidak berikan izin berikan rekomendasi untuk jalan," katanya. (*)