Nelayan Mataram Terindikasi Gunakan Obat "Keras"

id Obat Keras

Nelayan Mataram Terindikasi Gunakan Obat "Keras"

"Laporan ini kami terima dari warga sekitar bahkan ada juga dari jurnalis yang langsung kita tindaklanjuti"
Mataram (Antara NTB) - Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Mataram H Nur Rachmat menyebutkan, sejumlah nelayan di kota ini terindikasi menggunakan obat keras sebelum melaut.

"Laporan ini kami terima dari warga sekitar bahkan ada juga dari jurnalis yang langsung kita tindaklanjuti," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya seusai kegiatan "press realease hasil ungkap kasus dan capaian kinerja pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) BNNK Mataram.

Ia mengatakan, dari hasil tindaklanjut yang dilakukan terbukti kurang dari 10 nelayan mengkonsumsi obat keras jenis tramadol sebelum melaut.

"Meskipun jenisnya obat keras, namun ini juga menjadi ranah kami karena masuk penyalahgunaan, dan dikhawatirkan akan meningkat menjadi pengguna narkoba," ujarnya.

Dikatakan, bedasarkan hasil temuan tersebut pihaknya saat ini sedang melakukan pengawasan ekstra bekerja sama dengan petugas setempat dan TNI/Polri melakukan pemetaan terhadap kawasan pesisir.

"Kita tidak puas dengan hanya menangkap penggunanya, tapi kami ingin mencari bandar besarnya untuk memutus mata rantai peredaran obat keras di tingkat nelayan," katanya.

Menurutnya, dengan adanya indikasi tersebut kawasan pesisir atau Kecamatan Ampenan kini masuk menjadi daerah rawan yang harus mendapat pengawasan lebih dari para aparat sekitar.

Selain pesisir titik rawan penyalahgunana narkoba juga terjadi di wilayah Karang Bagu Kecamatan Cakranegara dan di Kecamatan Mataram.

Tiga daerah titik rawan narkoba itu ditetapkan berdasarkana hasil pendataan dari jumlah pasien yang dirawat di Klinik Pratama serta hasil operasi gabungan yang dilakukan aparat Polres maupun dari Polda NTB.

"Dari tiga lokasi rawan narkoba itu, wilayah Cakranegara disebut paling rawan, sehingga tidak sembarang anak yang boleh masuk ke daerah itu," katanya.

Menurutnya, untuk menghindari terjadinya dampak kepada masyarakat terhadap daerah titik rawan narkoba, dibutuhkan upaya pemberdayaan masyarakat ke arah yang lebih positif.

"Dengan demikian, masyarakat di wilayah rawan tidak terkena dampak negatif termasuk anak-anak," katanya menambahkan. (*)