Samalas Institute Ajak Pemuda NTB Perkuat Wawasan Kebangsaan

id Samalas Institute

Samalas Institute Ajak Pemuda NTB Perkuat Wawasan Kebangsaan

Para pembicara dialog kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2017 yang digelar Samalas Institute, di Mataram, Jumat (19/5). (Foto ANTARA NTB/ist)

"Pemuda menjadi penerus perjuangan dan kepemimpinan. Maka wajib untuk menjaga keutuhan bangsa"
Oleh Awaludin

Mataram (Antara NTB) - Samalas Institute mengajak para pemuda di Nusa Tenggara Barat untuk memperkuat wawasan kebangsaan dalam rangka menuju ke arah perubahan Indonesia yang lebih konstruktif.

"Pemuda menjadi penerus perjuangan dan kepemimpinan. Maka wajib untuk menjaga keutuhan bangsa, terlebih Indonesia akan menuju Indonesia emas, satu abad kemerdekaan pada 2045," kata Direktur Samalas Institute Darsono Yusin Sali, di Mataram, Jumat.

Ajakan memperkuat wawasan kebangsaan tersebut disampaikan pada acara dialog kebangsaan dengan tema "Dengan momentum Harkitnas, tingkatkan wawasan kebangsaan generasi muda".

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB H Lalu Syafi`i, diikuti oleh 100 pemuda yang berasal dari unsur organisasi kepemudaan dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas yang ada di Kota Mataram.

Menurut pria yang biasa disapa Yusin ini, pemuda harus berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.

Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kepemudaan.

Selain itu, lanjut Yusin, memperkuat iman dan takwa, ketahanan mental spritual, dan meningkatkan kesadaran hukum.

"Kondisi pemuda Indonesia saat ini mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Untuk itu, momen mari kita manfaatkan momen Harkitnas untuk mengevaluasi diri menuju pemuda yang konstruktif," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpoldagri NTB H Lalu Syafii mengatakan, orang-orang yang lahir di NTB, adalah sebuah takdir sehingga rugi kalau tidak pernah berbuat untuk daerah ini.

"Ayo kita cinta daerah agar peka terhadap lingkungan sekitar, mari kita sama-sama membangun NTB. Kalau kita bangga, segala potensi akan dikembangkan," ujarnya.

Pemerintah saat ini, menurut dia, disibukkan dengan masalah kepemudaan. Misalnya, banyak anak muda yang terjerat narkoba. Masalah terbaru, yaitu fenomena penyalahgunaan obat tramadol. Hal itu juga yang menjadi masalah nasional, bahkan dunia.

Selain itu, potensi konflik juga harus diantisipasi dan menjadi kewaspadaan bagi pemuda.

"Konflik bisa terjadi karena ada sekat antar suku, makanya kita lebih sering dialog, lebih sering ketemu lintas agama, suku dan golongan agar kita saling mengenal," katanya.

Dalam dialog kebangsaan tersebut hadir sebagai pembicara Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram Syafri, MPd, dan Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) NTB Ali Sagalo. (*)