Pemkot Mataram Belum Bisa Bayar Santunan Kematian

id pemkot mataram

"Kondisi itu terjadi karena sampai saat ini kami masih melaksanakan penyesuaian dan proses adminstrasi keuangan"
Mataram (Antara NTB)- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat belum bisa membayarkan santuan kematian terhadap puluhan ahli waris di daerah itu, sejak 1 Januari 2017 hingga sekarang.

"Kondisi itu terjadi karena sampai saat ini kami masih melaksanakan penyesuaian dan proses adminstrasi keuangan," kata Kepala Bagian Kesra Setda Kota Mataram H Syaekhul Islam di Mataram, Selasa.

Meski demikian, katanya, berbagai proses permohonan santunan kematian dari ahli waris tetap diterima dan dihimpun menjadi satu.

Hingga kini, jumlah permohan santuan kematian yang belum terbayarkan sekitar 80 orang jumlah itu merupakan rata-rata pemohon setiap bulanya dengan besaran satuan per satu warga yang meninggal waris Rp500 ribu.

"Kami menargetkan santunan kematian paling cepat akan terbayar pada pertengahan bulan Februari mendatang," ujarnya.

Sementara untuk saat ini, pihaknya tetap menerima pengajuan proses pemberian santuanan kematian dari setiap ahli waris keluaga yang ditinggal meninggal.

"Jika anggaran sudah bisa dicairkan, kita akan menginformasikan kepada ahli waris dan membayarkan santuan kematian kepada mereka," katanya.

Dikatakan, penundaan pembayaran santuan kematian setiap awal tahun ini sudah bisa dimaklumi oleh masyarakat, sebab setiap tahun kondisinya selalu seperti ini bahkan pada tahun 2016 pembayaran pertama dilaksanakan pada bulan Maret 2017.

Menurutnya, santuan kematian ini merupakan salah satu program unggulan pemerintah kota yang telah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu.

Tujuannya, selain sebagai dana belasungkawa dari pemerintah kota juga sebagai upaya mendata jumlah warga kota yang meninggal setiap tahun serta melihat tingkat lama harapan hidup warga Kota Mataram.

Sementara menyinggung tentang total alokasi anggaran untuk santuanan kematian tahun 2017, Syaikhul belum bisa menyebut angka secara pasti kareana adanya pengurangan anggaran.

"Kami masih melakukan pemilahan anggaran untuk beberapa program, sehingga untuk santuan kematian kami belum bisa pastikan besarannya," katanya.

Tapi, katanya, dari pengalaman tahun 2016 total anggaran untuk santuanan kematian sebesae Rp1,2 miliar dengan realisasi 96 persen, sisanya langsung masuk ke kas daerah. (*)