BPSPL Berdayakan Nelayan Lombok Barat Kembangkan Ekowisata Mangrove

id Hutan Mangrove

BPSPL Berdayakan Nelayan Lombok Barat Kembangkan Ekowisata Mangrove

Ilustrasi - Menyusuri kawasan perairan yang ditumbuhi mangrove dengan lepak. (Foto BPSPL Denpasar)
Lombok Barat (Antara NTB) - Kementerian Kelautan dan Perikanan, melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar memberdayakan masyarakat Desa Cendi Manik, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengembangkan ekowisata mangrove untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Penanggung Jawab Kegiatan Penanaman Mangrove BPSPL Denpasar M Barmawi, di Lombok Barat, mengatakan kegiatan pemberdayaan tersebut sebagai kelanjutan dari program penanaman 120.000 bibit mangrove yang sudah ditanam dalam tiga tahap sejak Mei-Agustus 2016.

"Sekarang ini kami sedang mengarahkan nelayan membentuk kelompok berbadan hukum yang akan merintis dan mengelola kawasan ekowisata mangrove di Desa Cendi Manik," katanya di sela rapat dengan masyarakat.

Ia mengatakan, kawasan yang ditanami mangrove seluas 10 hektare lebih di Desa Cendi Manik, dijadikan sebagai sumber mencari rezeki oleh sebagian besar masyarakat dari berbagai desa di Kecamatan Sekotong dan Lembar. Mereka menangkap ikan, udang, kepiting, rajungan dan kerang-kerangan setiap hari mulai dari pagi, siang dan malam hari.

Namun, kawasan mangrove tersebut sebenarnya juga bisa menjadi obyek wisata berbasis tanaman bakau yang bisa memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar lagi bagi masyarakat sekitar.

Upaya mengembangkan menjadi kawasan ekowisata hutan bakau, menurut Barmawi, tidak mudah karena karakter masyarakat yang belum begitu paham tentang ekowisata dan cara pengembangan dan pengelolaannya.

"Untuk itu, saya ditugaskan memberikan pendampingan dalam rangka mengungkit motivasi dan semangat gotong royong masyarakat Desa Cendi Manik agar mau mengangkat potensi sumber daya alamnya," ucap Barmawi.

Menurut dia, pengembangan kawasan hutan mangrove Desa Cendi Manik sebagai ekowisata hampir mirip dengan yang sudah berkembang di

Pantai Cemare, Kecamatan Lembar yang mampu menarik ratusan orang setiap minggu.

Masyarakat di sekitar pantai Cemare memperoleh uang pemasukan dari pengunjung yang datang. Sebagian dari uang itu untuk warga dan sebagian lagi untuk desa dan operasional.

Pengembangan kawasan hutan mangrove di Kecamatan Sekotong, lanjut dia, sebagai salah satu bentuk dukungan BPSPL Denpasar terhadap kebijakan Bupati Lombok Barat yang ingin memajukan pariwisata di daerah bagian selatan setelah kawasan wisata Senggigi.

"Dengan terpeliharanya pohon bakau, masyarakat tidak hanya terlindung dari angin puting beliung, banjir rob, tapi dapat juga manfaat ekonomi yang besar dari potensi ikan dan ekowisata," ucap Barmawi.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Cendi Manik H Badrun, mengaku sangat senang dengan adanya program penanaman 120.000 bibit pohon bakau yang diikuti dengan pemberdayaan masyarakat terkait ekowisata.

Selama ini, ia dan rekan-rekannya sesama nelayan lebih menggantungkan hidup dari hasil menangkap ikan, padahal ada potensi ekonomi lain yang bisa dikembangkan.

"Kami berterima kasih dengan adanya program penanaman bibit bakau ini," tutur H Badrun. (*)