BPS NTB : Industri Manufaktur Tumbuh 3,10 Persen

id BPS NTB MANUFAKTUR

Pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan II/2016 juga naik 0,54 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2015
Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan II/2016 tumbuh 3,10 persen dibandingkan sebelumnya sebagai dampak perekonomian daerah yang masih positif.

"Pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan II/2016 juga naik 0,54 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2015," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Ni Kadek Adi Madri, di Mataram, Senin.

Ia menyebutkan jumlah sampel survei industri mikro dan kecil di NTB, pada triwulan II/2016 sebanyak 1.054 unit usaha.

Kecuali Kabupaten Lombok Utara, ribuan sampel tersebut menyebar di sembilan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Lombok Barat 75 usaha, Lombok Tengah 373 usaha, Lombok Timur 424 usaha, Sumbawa 26 usaha, Dompu 13 usaha, Bima 28 usaha, Lombok Utara 32 usaha, Kota Mataram 44 usaha dan Kota Bima 39 usaha.

"Kami melakukan penelitian tentang perkembangan produksi industri mikro dan kecil melalui survei industri mikro dan kecil secara triwulanan," ujarnya.

Selain industri mikro dan kecil, BPS NTB juga melakukan survei pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang.

Menurut Kadek, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II/2016 sebesar 4,59 persen dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Hal ini juga sebagai dampak dari kondisi ekonomi daerah yang masih stabil.

Jenis industri manufaktur besar dan sedang adalah industri makanan, industri minuman, industri kayu, barang dari kayu dan gabus serta barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.

"Kondisi pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang terus menunjukkan tren positif," ucapnya.

Sektor industri manufaktur, kata dia, sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Selain memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), industri manufaktur juga memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru.

Adapun kontribusi sektor industri terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) NTB pada 2015 tanpa sektor pertambangan adalah sebesar 3,79 persen.

"Tapi kalau memasukkan dengan sektor tambang kontribusinya lebih rendah, yakni sebesar 3,11 persen," ujar Kadek. (*)