Kasdiono: Tidak Mudah Mundur dari KONI NTB

id KONI NTB

Kasdiono: Tidak Mudah Mundur dari KONI NTB

Ketua Komite Olah Raga Nasional Indonesia Nusa Tenggara Barat HM Nur Said Kasdiono (Awaludin)

Saat ini saya tidak dalam posisi harus memutuskan. Biarkan saja dulu berjalan. Artinya, saya kembalikan kepada hasil rapat anggota,
Mataram,  (Antara) - Ketua Komite Olah Raga Nasional Indonesia Nusa Tenggara Barat HM Nur Said Kasdiono menegaskan tidak mudah menyatakan mundur dari jabatan tersebut karena sebagian besar atlet di daerah ini masih menginginkan dirinya memimpin organisasi itu.

"Saat ini saya tidak dalam posisi harus memutuskan. Biarkan saja dulu berjalan. Artinya, saya kembalikan kepada hasil rapat anggota," katanya di Mataram, Minggu.

Penegasan itu dilontarkan karena ada sejumlah pengurus cabang olah raga yang mendesak dirinya mundur dari jabatan Ketua Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat (NTB) karena sudah dilantik sebagai anggota DPRD NTB periode 2014-2019.

Desakan mundur itu didasarkan pada Undang-Undang Nomor 3/2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Pasal 40 menjelaskan bahwa pengurus komite olah raga nasional, komite olah raga provinsi, dan komite olah raga kabupaten/kota bersifat mandiri dan tidak terikat dengan kegiatan jabatan struktural dan jabatan publik.

Kasdiono sendiri mengaku belum begitu mengetahui regulasi yang melarang anggota DPRD rangkap jabatan di organisasi yang dibiayai dari dana APBD atau APBN.

"Tapi tidak sesederhana itu saya menyatakan sikap mundur karena yang saya pikirkan bukan pribadi saya. Kalau pribadi lebih baik saya mundur sekarang. Lebih baik secepatnya. Tapi terus terang yang saya pikirkan para atlet yang hampir setiap saat telepon dan datang ke rumah," ujarnya.

Bagi diri pribadi, kata dia, menjabat sebagai Ketua KONI NTB merupakan ruang pengabdian. Sama halnya dengan para pengurus cabang olah raga yang memberikan kontribusinya untuk kemajuan olah raga.

"Saya perlu bicara lagi dengan seluruh pengurus cabang olah raga. Tapi kalau kembali ke hasil rapat anggota sepertinya tidak ada yang mendesak saya mundur, tapi menyerahkan kepada saya keputusannya," ucap Kasdiono.

Menurut politisi Partai Demokrat ini, pengurus cabang olah raga harus berpikir kepentingan besar dan menyadari bahwa tidak sesederahana itu mengambil keputusan mundur.

Jika ada beberapa oknum pengurus cabang olah raga yang mendesak dirinya mundur dari jabatan setelah baru beberapa hari dilantik sebagai anggota dewan, itu menjadi pertanyaan besar. "Ada agenda apa, kok ada sejumlah oknum pengurus cabang olah raga yang mendesak saya mundur," ujarnya.

Melihat kondisi sekarang ini, Kasdiono mengaku khawatir bisa mengganggu konsentrasi para atlet untuk mempersiapkan diri mengikuti berbagai kejuaraan, termasuk persiapan mengikuti Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX 2016 yang akan digelar di Jawa Barat. NTB menargetkan 15 medali emas atau naik dari torehan prestasi pada PON 2012 Riau sebanyak 11 medali emas dari target 10 medali emas.

"Jadi saya harus berikan pengertian secara pelan-pelan. Mohon pengertian semua pengurus cabang olah raga bahwa tidak sesederhana itu mundur dari jabatan," kata Kasdiono.