Pemuda Lombok Timur Transplantasi Terumbu Karang

id Terumbu Karang

Pemuda Lombok Timur Transplantasi Terumbu Karang

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Aminullah (baju hijau) memberikan penjelasan kepada anggota Karang Taruna Panti Karya, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, terkait manfaat keberadaan terumbu karang bagi habitat ikan (A

Sebanyak 2.100 batang stek tranplantasi terumbu karang dilepas ke dasar laut di sekitar Gili Kondo, Bidara dan Sudak. Ketiga pulau itu menjadi lokasi kegiatan wisata penyelaman bagi wisatawan
Lombok Timur,  (Antara) - Karang Taruna Panti Karya, Desa Padak Guar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menunjukkan kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan dengan melakukan transplantasi terumbu karang di sekitar tiga gili yang menjadi tujuan wisatawan.

Pelepasan stek transpalantasi terumbu karang yang ditanam dalam media pot dalam wadah meja yang terbuat dari besi beton tersebut dilakukan, Sabtu. Sebanyak 2.100 batang stek tranplantasi terumbu karang dilepas ke dasar laut di sekitar Gili Kondo, Bidara dan Sudak. Ketiga pulau itu menjadi lokasi kegiatan wisata penyelaman bagi wisatawan.

Kegiatan pelepasan transpalantasi terumbu karang oleh para pemuda pemerhati lingkungan itu disaksikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Barat (NTB) Aminullah.

Divisi Pemberdayaan Karang Taruna Panti Karya Suryo Budi Utomo, menjelaskan, pihaknya sudah melaksanakan kegiatan tranpslantasi terumbu karang sejak satu tahun lalu, namun hasilnya belum optimal karena anggotanya belum memiliki keahlian.

"Tapi setelah kami berkomunikasi dengan kenalannya yang boleh dibilang pakar sekaligus pemerhati terumbu karang, akhirnya kami difasilitasi dengan DKP NTB. Makanya kami mendapat bantuan media tanam," katanya.

Ia mengatakan, alasan para pemuda di desanya melakukan transplantasi terumbu karang secara mandiri karena prihatin dengan kondisi terumbu karang yang sudah rusak parah akibat penangkapan ikan menggunakan bahan peledak dan potasium.

"Hampir 50 persen terumbu karang di sekitar Gili Kondo, Bidara dan Sudak, rusak karena pengeboman ikan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun," ujarnya.

Budi mengaku sering melihat secara jelas aksi penangkapan ikan menggunakan bom dan potasium ketika mengantar wisatawan untuk menyelam di perairan sekitar tiga gili, namun pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melarang.

"Warga yang melakukan tindakan melawan hukum tersebut bukan warga dari desanya, melainkan dari daerah lain, bahkan dari luar NTB. Kami hanya bisa meminta mereka untuk tidak mengebom ketika mengantar wisatawan menyelam. Hanya itu saja yang bisa kami lakukan," ucapnya.

Menanggapi hal itu, Kepala DKP NTB Aminullah, mengatakan aksi penangkapan ikan menggunakan bom dan potasium memang sulit diawasi karena keterbatasan personel, sementara kawasan laut yang harus diawasi cukup luas.

Pihaknya hanya bisa berupaya melakukan pencegahan dengan mengajak masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan laut dengan menyosialisasikan dampak dari penangkapan ikan menggunakan bom dan potasium bagi habitat terumbu karang yang menjadi rumah ikan.

Selain itu, membantu masyarakat yang peduli lingkungan dengan memberikan bantuan dana untuk melakukan transplantasi terumbu karang. Salah satunya yang dilakukan oleh Karang Taruna Panti Karya, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur.

"Kami juga sudah melakukan hal yang sama kepada kelompok pemerhati terumbu karang di Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah," ujarnya.